Peran Penggunaan Resistor Dalam Rangkaian Elektronika

Dalam dunia elektronika dikenal elemen resistor. Resistor merujuk pada komponen elektronika yang berfungsi untuk membatasi tegangan dan arus listrik.
Resistor hampir digunakan pada semua perangkat elektronik, mulai peralatan rumah tangga sampai perlengkapan elektronik canggih. Cari tahu lebih mengenai pengertian, fungsi, dan Macam-macam resistor di bawah ini.

Pengertian Resistor
Mengutip buku Panduan Dasar Elektronika Analog oleh Rahma Ta Saqina, resistor adalah komponen elektronika yang berguna untuk menghambat arus listrik. Sesuai namanya, resistor bersifat resistif dan tergolong komponen pasif. Perannya dalam mengurangi atau membatasi aliran listrik dalam suatu rangkaian elektronika didukung oleh nilai resistansi atau hambatan tertentu yang dimiliki resistor.

Menurut hukum Ohm, nilai hambatan resistor berbanding terbalik dengan jumlah arus yang melaluinya. Resistansinya itu diukur dalam satuan ohm (Ω).

Berikut penjelasan rumus hukum Ohm:
Fungsi Resistor
Komponen resistor dalam rangkaian elektronika sejumlah fungsi, antara lain:

Menyediakan pembatasan terhadap arus listrik yang mengalir.
Diperlukan dalam aplikasi DC yang membutuhkan tingkat akurasi yang sangat tinggi, seperti peralatan pengukuran DC, regulator tegangan referensi, dan jaringan dekoding.
Berperan sebagai standar dalam melakukan verifikasi terhadap akurasi alat ukur resistansi.
Digunakan untuk mengatur tegangan output pada power supply.
Diperlukan dalam aplikasi daya karena menuntut respons frekuensi yang baik, daya tinggi, dan nilai yang lebih besar daripada resistor kawat gulungan.
Sebagai pembagi tegangan pada resistor.
Jenis-jenis Resistor
Secara umum, Resistor dapat diklasifikasikan menjadi empat jenis. Berikut klasifikasi beserta penjelasannya:

1. Fixed Resistor (Resistor Tetap)
Fixed resistor mengacu pada jenis resistor yang nilai resistansinya tetap atau tidak dapat diubah. Resistansi atau hambatan resistor di sini bisa diidentifikasi dari penggunaan kode warna atau kode angka yang tertulis pada badan resistor.

Resistor tetap kerap digunakan dalam rangkaian elektronika untuk menghambat arus listrik secara permanen. Berdasarkan bahan pembuatnya, yang termasuk fixed resistor antara lain:

Resistor kawat (wirewound resistor)
Resistor arang (carbon resistor)
Resistor oksida logam (metal film resistor).
2. Variable Resistor (Resistor Variabel)
Resistor variabel adalah jenis resistor yang nilai resistansinya bisa diubah sesuai keinginan, baik menggunakan tuas yang tersedia atau obeng.

Terdapat dua jenis variable resistor, yakni sebagai berikut:

Potensiometer
Jenis ini merujuk pada resistor yang resistansinya bisa diubah-ubah dengan memutar poros menggunakan tuas yang tersedia. Hambatan resistor yang tertulis dengan kode angka pada badan potensiometer. Kode yang tertera merupakan nilai maksimal resistansi yang dapat diatur oleh potensiometer.

Trimpot
Resistansi jenis resistor ini bisa diubah dengan memutar porosnya menggunakan obeng. Nilai pada badan trimpot juga tertulis dengan kode angka. Serta kode yang tertera pun adalah nilai maksimum dari resistansi trimpot tersebut.

3. Thermal Resistor (Thermistor)
Thermistor merupakan resistor yang resistansinya dapat berubah dipengaruhi temperatur. Jenis resistor ini umumnya digunakan untuk sensor suhu.

Terdapat tiga tipe thermistor, yaitu:

NTC (Negative Temperature Coefficient Thermistor)
Saat suhu di sekitarnya naik, nilai hambatannya menurun.

PTC (Positive Temperature Coefficient Thermistor)
Ketika suhu sekelilingnya naik, nilai resistansinya naik.

CTR (Critical Temperature Thermistor)
Resistensinya menurun dengan cepat saat suhu di sekitarnya naik di atas suhu specific point.

4. Light Dependent Resistor (LDR)
LDR merupakan jenis resistor yang nilai resistansinya atau hambatannya dapat berubah tergantung intensitas cahaya yang diterimanya.