Virus dapat muncul di berbagai tempat, bahkan di dalam rumah. Menurut definisi KBBI, virus adalah mikroorganisme yang hanya bisa dilihat dengan mikroskop elektronik.
Selain sebagai penyebab cacar, influenza, dan rabies, virus juga dapat menimbulkan penyakit berbahaya seperti COVID-19 yang disebabkan oleh SARS-CoV-2. Virus adalah katalisator yang menular dan menyebarkan penyakit-penyakit ini kepada manusia.
Menurut Rumah Belajar Kemdikbud, pada tahun 1883, seorang ilmuwan Jerman bernama Adolf Mayer tengah menyelidiki penyebab penyakit mosaik yang menjangkiti tanaman tembakau. Penyakit ini dapat menghambat pertumbuhan tanaman dan menyebabkan bercak-besrak pada daunnya.
Mayer mencoba untuk mentransfer penyakit ini dari satu tanaman ke tanaman lain dengan cara menyemprotkan getah yang diekstraksi dari daun tanaman sakit ke tanaman yang sehat. Namun, hal ini justru menyebabkan tanaman sehat terinfeksi penyakit mosaik juga.
Mayer melakukan penelitian untuk menemukan mikroba yang bertanggung jawab atas penularan penyakit, namun hasilnya nihil. Dari penelitiannya, Mayer menyimpulkan bahwa penyakit mosaik disebabkan oleh bakteri yang bahkan lebih kecil dari ukuran yang biasanya dapat dilihat dengan mikroskop.
Pada tahun 1892, Dimitri Ivanowsky dari Rusia menguji hipotesis Mayer dengan menemukan bahwa getah yang berasal dari daun tembakau yang terinfeksi dapat menyebabkan penyakit mosaik saat dilewatkan melalui saringan untuk menangkap bakteri. Penemuan ini membuktikan keterkaitan antara virus dan penyakit, membantu memajukan penelitian tentang topik tersebut.
Menurut Ivanowsky, bakteri adalah penyebab utama penyakit mosaik pada tanaman tembakau. Faktanya, bentuk bakteri sangat kecil sehingga dapat dengan mudah melewati saringan dan merusak tanaman. Ada juga kemungkinan bahwa bakteri tersebut mengandung toksin yang dapat menyebar melalui saringan dan menyebabkan penyakit ini.
Pada tahun 1897, ahli botani Belanda, Martinus Beijerinck, menemukan bahwa agen infeksi sebenarnya dapat berkembang di dalam getah yang telah disaring. Dari sana, Beijerinck menyemprotkan getah tersebut ke tanaman lain dan menginfeksi mereka dengan virus mosaik. Kemudian ia menggunakan getah dari tanaman yang terinfeksi untuk menyebar ke tanaman lainnya.
Patogen tersebut pasti sudah memperbanyak diri, karena kemampuannya dalam menyebabkan penyakit tidak berkurang setelah beberapa kali ditransfer dari satu tanaman ke yang lainnya. Mereka hanya dapat bereproduksi ketika berada di dalam inang yang diinfeksinya. Oleh karena itu, sangat penting untuk mengendalikan penyebaran patogen ini agar tidak menimbulkan kerusakan yang lebih besar pada tanaman yang terinfeksi.
Untuk diketahui, patogen adalah istilah lain untuk parasit yang menyebabkan penyakit pada tuan rumahnya.
Sayangnya, agen penyebab penyakit mosaik tidak dapat dibiakkan pada medium nutrien tertentu seperti tabung reaksi atau cawan petri. Bahkan, patogen ini juga tidak dapat dimatikan oleh alkohol yang biasanya efektif untuk membunuh bakteri.
Pada tahun 1935, ilmuwan Amerika Wendell Stanley berhasil mengkristalkan partikel penyebab penyakit mosaik yang kemudian dikenal sebagai virus mosaik tembakau (TMV – tobacco mozaic virus).
Tanda-tanda Virus
Buku Biologi Jilid 1, yang ditulis oleh Diah Arulina dan rekan-rekannya, membahas berbagai ciri dari virus, termasuk:
1. Virus Berukuran Sangat Kecil
Virus sangat kecil, ukurannya hanya sekitar 20 hingga 400 nanometer. Hal ini membuatnya sulit untuk dideteksi dan memungkinkan virus untuk menyebar dengan cepat di seluruh dunia. Sebuah partikel virus dapat membawa banyak informasi genetik yang memungkinkannya berevolusi dan beradaptasi dengan lingkungan yang berubah secara terus-menerus. Virus bervariasi dalam ukuran, mulai dari 25 nm hingga 300 nm (1 nm = 109m). Yang terkecil adalah virus polio yang hanya memiliki panjang tubuh 25 nm, sementara yang terbesar adalah virus penyerang bakteri yang panjang tubuhnya mencapai 100 nm dan virus mosaik tembakau dengan panjang tubuh 300 nm.
2. Virus Hanya Dapat Dilihat dengan Mikroskop Elektron
Karena ukurannya yang sangat kecil, virus hanya dapat diketahui melalui penggunaan mikroskop elektronik. Pengamatan pertama kali dilakukan pada tahun 1930 ketika teknologi mikroskop elektronik mulai dikenal.
3. Virus Memiliki Bentuk yang Beragam
Secara umum, virus memiliki berbagai bentuk yang berbeda. Beberapa virus mungkin terlihat seperti bola kecil di bawah mikroskop, sementara yang lain mungkin menyerupai batang atau benang panjang. Apapun bentuknya, virus tetap menjadi ancaman serius bagi kesehatan manusia dan lingkungan. Virus memiliki berbagai macam bentuk, mulai dari bulat, batang, hingga menyerupai huruf T. Beberapa contoh virus dengan bentuk bulat adalah virus influenza dan virus yang menyebabkan AIDS. Ada berbagai bentuk virus yang dapat menginfeksi organisme hidup, termasuk beberapa yang terlihat sangat mirip dengan struktur tembakau atau huruf T. Semua virus ini menimbulkan ancaman serius bagi kesehatan dan kehidupan makhluk hidup yang terinfeksi.
4. Virus Tidak Memiliki Membran dan Organel Sel
Virus tidak memiliki membran atau organel sel, membuat mereka sangat bergantung pada sel inang untuk melakukan fungsi-fungsi seluler seperti reproduksi dan sintesis protein. Virus bukanlah sel, sehingga mereka tidak memiliki membran plasma, sitoplasma, atau inti seperti sel lainnya. Mereka terdiri dari asam nukleat dan selubung protein yang memungkinkan mereka untuk menyerang dan mereplikasi diri di dalam sel-sel inang.